Minggu, 31 Oktober 2010

Bergabunglah Bersama ISPI



Ikatan Sarjana Pendidikan Iindonesia (ISPI) merupakan organisasi profesi di bidang pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya. ISPI bertujuan menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk pembangunan Pendidikan Nasional secara profesional agar lebih terarah, berhasil guna dan berdaya guna, melalui pengembangan dan penerapan Ilmu Pendidikan untuk kemajuan dan kepentingan bangsa dan negara.
Demi tercapainya tujuan di atas, kami mengundang sarjana-sarjana pendidikan di Cilacap, dengan latar-belakang aktifitas dan pekerjaan apapun, untuk bergabung bersama kami...
BERKARYA DALAM SEMANGAT PENGABDIAN .. !
Anda bisa bergabung secara on-line dengan mengirimkan biodata anda melalui e-mail ke mirzagholam@rocketmail.com, dengan format biodata sbb.:
1. Nama (lengkap dengan gelar)
2. Tempat/tgl. lahir
3. Jenis kelamin
4. Pendidikan (Nama Perguruan Tinggi, Fakultas, Program Studi/Jurusan, tahun lulus)
5. Alamat Rumah (lengkap dengan nomor telepon)
6. Pekerjaan / aktifitas
Catatan :
Sertakan pasfoto (berwarna) dalam format JPEG/GIF.

Kamis, 28 Oktober 2010

MENJADI GURU IDOLA



Oleh : AR. Sugeng Riyadi, S.Pd.


Ternyata sejak 1937 Ki Hadjar Dewantara sudah pernah menuliskan dua dimensi seorang Guru; yakni Gu=digugu dan Ru=ditiru. Maka menjadi GuRu harus bisa digugu (dipercaya) dan ditiru (diteladani). Bukan waGU dan saRU atau setiap mingGu bisanya tuRU…

Guru Idola = Gurunya Manusia:

Salah satu materi yang beliau sampaikan, kalau mau jadi guru yang diGUgu dan ditiRU, maka harus mampu mengamalkan 5 paradigma berikut:

  1. Menjadikan 3 sasaran bidang garap pendidikan (koginitif-psikomotor-afektif) berkembang secara optimal.
  2. Mengakui dan menghargai kecerdasan anak yangberbeda
  3. Menyesuaikan gaya belajar siswa
  4. Menfokuskan pada aktifitas siswa
  5. Menfokuskan pada penguatan kemampuan BUKAN ketidakmampuan siswa

Kontrak Belajar:

Kebanyakan guru, pertama kali masuk kelas mestinya melakukan kontrak belajar, sejenis MoU antara Guru dan Murid. Guru punya komitment yang wajib diikuti murid, dan murid diminta juga punya hak yg harus dipenuhi sekaligus wajib bertanggungjawab atas kewajibannya sebagai murid. Maka akan klop antara guru dan murid, sehingga KBM bisa berjalan dengan baik. Ada saling take and give.

Dicontohkan, saat pertama tatap muka; guru minta agar murid menulis yang dimaui dari cara mengajar, sebaliknya guru boleh menuntut murid disiplin; sehingga ada timbal balik. Selanjutnya pihak sekolah di akhir semester melakukan angket tentang cara mengajar seorang guru pada seluruh murid, yang sukses diberi reeward. Jadi jangan hanya murid yang diuji, guru juga wajib diuji.

Sebaliknya, kalau kontrakbelajar ndak dilakukan, maka yg terjadi seperti kebanyak yang selama ini guru lakukan; yakni guru hanya mengira2 saja cara yang baik dalam mengajar. Cara yang tidak logis, cara yang hanya membathin; sebab seolah guru menguasai ilmu kebatinan. Dunia KBM memerlukan ilmu yang logis, ilmu yang terukur. Sebab yang akan dinilai adalah tiga ranah kemampuananak didik: kognitif-psikomotor-afektif.


Penulis adalah alumnus Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP Yogyakarta (sekarang UNY), sekarang aktif sebagai Staff Pengajar di PPMI Assalam Surakarta.